Dia yang Melihat Memberikan Kesaksian

Peringatan Hamba Allah P. Jaime Clotet, CMF (1822-1898), Co-pendiri Kongregasi CMF

Jaime Clotet
Gambar: P. Jaime Clotet, CMF

ClaretPath.comP. Jaime Clotet, CMF (1822-1898)

Jaime Clotet y Fabres lahir pada 24 Juli 1822 di Manresa, Barcelona, Spanyol. Ia adalah anak terakhir dari delapan bersaudara. Ia lahir dari pasangan Ramon Clotet y Bosch dan Getrudis Fabres y Oller. Clotet menamatkan pendidikan dasarnya di Colegio de San Ignatio di kota Maresa. Clotet bercita-cita menjadi seorang imam.

Menjelang usia 10 tahun, ia mengabdikan diri untuk mempelajari tata bahasa Latin di Colegio de San Ignatio. Sembari belajar bahasa Latin, Clotet juga mengikuti kursus humaniora. Setelah menamatkan pendidikannya di Manresa, ia berangkat ke Barcelona untuk belajar filsafat, retorika, dan Teologi. Setelah tamat, Clotet berangkat ke Vic untuk belajar teologi moral, teologi pastoral dan hukum kanonik di Seminari Vic.

Clotet ditahbiskan menjadi imam di Roma pada 20 Juli 1845, di usianya yang baru 23 tahun. Setelah ditahbiskan, Clotet kembali ke Spanyol dan diangkat menjadi pastor rekan di sebuah paroki di kota kecil Castellfullit del Boix. Setahun kemudian Clotet diangkat menjadi wakil curator St. Maria de Civit. Di Civit, Clotet sangat terkenal karena ia mendedikasikan dirinya terhadap kegiatan katekese (termasuk kepada mereka yang tuli), merawat orang sakit dan orang-orang miskin.

Clotet menyadari bahwa pekerjaan di paroki sama sekali tidak memuaskan hatinya. Ia melihat banyak orang yang “lapar akan Tuhan” dan hanya sedikit yang menyediakan makanan. Peperangan dan ideologi yang berkembang pada zamannya menciptakan kekerasan yang mengakibatkan kemiskinan, kebodohan dan keterlantaran baik secara material maupun spiritual. Ordo-ordo religius ditekan dan karya pastoral dihambat oleh kepentingan politik.

Di tengah kekacauan ini, Clotet mendengar bahwa ada tokoh-tokoh besar dengan semangat apostolik yang tanpa lelah mewartakan sabda Allah. Tokoh yang paling sering didengar Clotet adalah Mosen (Imam dalam bahasa Catalan) Antonio Claret. Clotet mendengar bahwa Mosen Claret adalah seorang imam yang berbudi luhur, dengan berjalan kaki ia telah menjelajahi Sebagian besar wilayah Catalan dan bahkan kepulauan Canari. Claret dengan tanpa lelah mewartakan Sabda Allah dalam misi, mendorong banyak orang agar membarui kehidupan iman mereka.

Baca juga :  Engkau Telah Memberikan Sukacita Kepadaku

Di dorong oleh semangat untuk bermisi, pada bulan Juni 1849 Clotet menyampaikan kepada sekretaris keuskupan Vic Dr. Jaime Passarell keinginanannya untuk meninggalkan paroki dan menjalani imamatnya dengan gaya misionaris. Kasih apostolik menuntut Clotet untuk menemukan bentuk-nbentuk pastoral lain yang lebih efektif dalam mewartakan Injil. Sekretaris keuskupan, Jaime Passarel menyampaikan kepada Clotet bahwa Mosen Antonio Claret sedang mencari imam-imam yang memiliki semangat yang sama, mau menjadi misionaris. Claret berencana untuk membentuk komunitas imam, hidup dalam gaya para rasul, melepaskan diri dari kepentingan lain, dan mendedikasikan diri pergi berkotbah. Clotet sempat meragukan kemampuan dirinya, karena ia tidak memiliki suara yang kuat untuk dapat  berkhotbah kepada banyak orang saat mikrofon tidak ada.

Clotet bertemu dengan Pater Claret pada tanggal 15 Juli 1849, dan pada tanggal 16 Juli 1849 bersama dengan Pater Esteban Sala, Pater Jose Xifre, Pater Domingo Fabregas, dan Pater Manuel Vilaro mereka mendirikan kongregasi Putra-Putra Hati Tak Bernoda Maria. Clotet adalah yang termuda dari mereka semua. Sejak saat itu, Clotet menemukan keharmonisan yang dalam saat berada bersama mereka semua. Keraguan awal Clotet kini berubah menjadi sukacita dan kedamaian karena ia berada di tempat yang tepat, di tempat yang Tuhan tunjukkan kepadanya.

Baca juga :  Claret dan Serikat Yesus

Sejak kecil Clotet sudah terbiasa untuk rajin berdoa, rajin belajar, dan mengasihi orang lain terutama orang miskin. Clotet tumbuh menjadi pribadi yang rendah hati, lembut, sopan, ramah dan baik hati. Sejak pendirian Kongregasi Clotet tertarik untuk mengikuti Yesus Kristus dengan gaya yang ditunjukkan oleh Antonius Maria Claret. Clotet memiliki roh yang sama seperti yang dirasakan Claret. Clotet menyadari bahwa ia tidak akan menjadi pengkhotbah yang sukses. Dalam komunitas Clotet menciptakan semangat doa, kedalaman studi, kedekatan afektif dengan saudara-saudara yang lain, kerendahan hati, kepedulian kepada orang miskin dan cacat, serta semangat kerendahan hati.

Ketika Claret diangkat menjadi uskup Cuba, Pater Esteban Sala menjadi superior. Ia adalah seorang pribadi yang sangat berpendidikan, berbudaya, rendah hati, lemah lembut dan sederhana. Pater Sala selama masa kepemimpinannya melanjutkan pengabdian pada tugas-tugas internal (doa, studi, menulis, dan kehidupan persaudaraan) dan kerasulan (misi dan Latihan rohani). Pater Sala bukanlah orang yang suka memerintah, dan selama masa kepemimpinannya Kongregasi tidak mengalami perkembangan secara signifikan.

18 April 1858, Pater Esteban Sala meninggal. 1 Mei 1858 Pater Jose Xifre dipilih menjadi Superior. Clotet terpilih sebagai wakil superior selama 30 tahun. Clotet menghabiskan energi terbesarnya dalam pelayanan internal kepada kongregasi. Di tengah karakter energik Pater Xifre dan kecenderungannya untuk memerintah, Clotet hadir sebagai pemimpin yang lembut hati, tulus, dan mencintai seperti seorang ibu. Pater Xifre dan Pater Clotet menjadi orang yang sangat memperkaya kehidupan dan arah Kongregasi. Mereka adalah partner yang saling melengkapi dalam mengemban misi Kongregasi.

Baca juga :  Detik Akhir

Hanya sedikit orang yang mengenal Pater Claret sedekat Pater Clotet. Bukan hanya karena ia hidup bersama Pater Claret saja, tetapi karena persahabatan dan persekutuan rohani yang mendalam sejak pendirian kongregasi. Selain itu Claret dan Clotet juga sering berkomunikasi lewat surat dan kunjungan-kunjungan. Keharmonisan antara Claret dan Clotet menjadi lebih dalam terlebih pada minggu-minggu terakhir hidup Claret.

Pater Clotet adalah orang yang setia menemani Pater Claret hingga saat kematiannya. Ia merawat Pater Claret dengan penuh kasih sayang. Melalui tulisan Pater Clotet banyak orang dapat mengetahui apa yang terjadi pada hari-hari terakhir hidup Pater Claret. Pater Jaime Clotet menyimpan banyak kenangan dalam tulisannya tentang Pater Claret. Cinta bakti yang Pater Clotet berikan kepada Pater Claret menjadi bukti untuk beatifikasi bapa pendiri.

Jaime Clotet meninggal pada 4 Februari 1898 di komunitas Gracia Barcelona, di usianya yang ke-75. Pater Jaime Clotet adalah orang yang selalu mengungkapkan anugerah hidup di hadirat Tuhan. Kedekatannya dengan Tuhan menjadikan dia orang yang penuh kedamaian, bijaksana, dan menasihati orang lain dengan hati yang tulus.

“Dia dicintai Tuhan dan dihormati oleh semua orang…Dia melintasi bumi meninggalkan di belakangnya wewangian lembut kekudusan, dia selalu menciptakan suasana cinta yang hangat bagi orang di sekelilingnya, dia membidik dengan kebijaksanaan, dia adalah fajar yang menghibur banyak jiwa. Dia tidak punya musuh. (Pater Cristobal Fernandez)”