ClaretPath.com – Jadilah Seturut Kehendak-Mu
Pasti rasanya tidak mudah bagimu, bagiku, dan bagi kita semua dalam melewati segala proses hidup. Namun, saya percaya dari lubuk hati yang terdalam ada keyakinan, “Saya tidak sendirian, sebab Tuhan selalu menyertai dan menjadi sahabat seperjalanan.”
Pengalaman tidak menyenangkan sering disebut sebagai sebuah penderitaan. Penderitaan di atas semua penderitaan yang berat, sering mendatangkan krisis dan memunculkan pertanyaan yang mendalam.
Dalam situasi yang sulit ini, selain berdoa kita juga butuh teman untuk berbagi masalah. Hal itulah yang dialami seorang anak yang Tuhan perjumpakan dengan saya beberapa waktu yang lalu.
Kapan ya aku bisa main ke biara?
Maria Carola Benedicta Lada, namanya. Carola, sapaan akrabnya. Sebuah perjumpaan yang menarik dan sangat mengesan bagi saya secara pribadi dengan anak kelas 3 SD ini.
Mengapa? Karena setiap kali berjumpa dengannya pasti langsung disambut dengan sebuah senyuman dan pelukan hangat sambil berkata :
“Susterku, kapan ya aku bisa main ke biara?”
Lalu, dilanjutkan dengan celotehannya yang membawa sukacita bagi teman-temannya juga diri saya sendiri.
Suster, aku ingin bercerita
Kala itu, setiap hari selasa saya mengajar “kedominikanan” di kelasnya. Pada suatu hari, setelah jam istirahat Carola menjumpai saya di kantor guru sambil membawa ice cream, cokelat, dan beberapa makanan kecil untuk diberikan kepada saya sebagai bentuk kasihnya.
Rasa kagum, terharu, bangga melihat kebaikan dan inisiatifnya yang luar biasa. Tak henti-hentinya saya mengucapkan rasa terimakasih yang dibalas senyuman sambil berkata:
“Suster, aku mau bicara. Boleh?”
“Oh tentu saja boleh Carola,” kataku sambil membereskan buku-buku yang ada di meja.
Kami pun berjalan menuju tempat duduk di halaman sekolah dan Carola langsung menceritakan pengalaman hidupnya bersama keluarga.
Cukup mengejutkan dan mengharukan bagi saya apalagi Carola sambil menangis. Tidak lama kemudian datang pula adiknya yang bernama Isabel, yang baru duduk di bangku kelas 2 SD. Mendengar kisah hidup mereka yang memang tidak mudah untuk anak seusianya cukup mengharukan.
Saya bersyukur bisa mengalami perjumpaan dengan anak-anak yang sederhana, polos, jujur, penuh keterbukaan. Yang paling penting bisa menaruh kepercayaan kepada saya.
Tentu yang bisa saya lakukan adalah mengajak berdoa, sharing pengalaman yang membuat mereka ikut bersukacita, dan memberi kesempatan untuk datang kepada saya kapanpun mereka mau berbagi kisah. Syukur pada Allah, tanggapannya sangat positif, membuat saya sendiri merasakan kedamaian yang dialami Carola dan Isabel.
Merenungkan kisah hidup mereka mengajak kita semua untuk menemukan makna dari sebuah penderitaan.
Saat berada dalam situasi yang sulit, saat terjadi masalah yang kita tidak tahu bagaimana cara menyelesaikannya, saat kita merasa cemas dan sedih, saat kita kurang bersukacita, kita hanya perlu pergi kepada Tuhan untuk menceritakan yang dialami sembari menaruh kepercayaan kepada-Nya. Kita pun semakin disadarkan bahwa kehadiran seseorang itu sangat berarti, jika ia mampu merangkul mereka yang membutuhkan untuk dihibur, didengarkan, dimengerti, dan masih banyak hal lain lagi.
Ketika dukacita menjadi jalan
Carola dan Isabel adalah dua malaikat kecil utusan Tuhan yang membantu kita untuk melihat bagaimana pengalaman dukacita dapat menjadi jalan untuk lebih mendekatkan diri kepada Yesus yang berjalan di sisi kita, yang dibebani oleh salib. Masa Adven menjadi kesempatan bagi kita untuk belajar dari pribadi Bunda Maria yang senantiasa pasrah akan kehendak Allah dalam hidupnya.
Sikap percaya yang menghubungkan diri kita dengan orang lain memang sangat penting. Relasi dan komunikasi sosial yang berhubungan dengan hal di luar kemampuan kekuatan diri kita sungguh menuntut kepercayaan untuk berbagi beban dengan orang lain. Hal tersebutlah yang bisa kita tumbuh-kembangkan dalam diri.
Bagi saya, masa penantian akan kedatangan Tuhan ini adalah kesempatan untuk menghadirkan diri, memberi semangat, mendengarkan, mempercayai orang lain dengan kepedulian dan ketulusan hati. Kita pun diajak untuk hadir saat seseorang mengalami kesulitan, karena tidak semua orang bisa menjadi saudara bagi mereka yang kesulitan. Juga sebaliknya, tidak semua orang bisa berbagi kesulitan yang dialaminya kepada orang lain.
Seharusnya, keluarga dan komunitas pun menjadi sebuah sekolah untuk mengenal setiap pribadi dengan seluruh pergulatan yang dialami. Berbagi pengalaman hidup merupakan sebuah studi hidup agar dapat melihat kehadiran Tuhan dalam setiap pribadi.
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.