Hukum atau Martabat Manusia

Picture by DPC Peradi Semarang

Hari Minggu Biasa XXII

Bacaan I: Ul. 4:1-2.6-8

Mzm. 15:2-3a.3cd-4ab.5

Bacaan II: Yak. 1:17-18.21b-22.27

Bacaan Injil Mrk. 7:1-8. 14-15.21-23

Penaclaret.com – Sahabat Pena Claret yang dikasihi Tuhan. Salam Jumpa lagi di hari Minggu yang berahmat ini. Semoga kita semua selalu sehat dan berbahagia.  Para sahabat mungkin pernah mendengar, membaca dan melihat berita, entah di internet dan youtube mengenai tragedi kebakaran sekolah putri di Mekkah, Arab Saudi. Kebakaran asrama putri di Arab Saudi pada 2002 itu menewaskan 15 korban jiwa dan lainnya mengalami luka-luka. Kejadian itu terjadi karena para polisi yang berada di TKP tidak sigap untuk menyelamatkan para siswa. Mereka malah menyuruh para siswa untuk kembali masuk karena tidak mengenakan jilbab dan abaya. Sikap yang ditunjukkan para petugas polisi tersebut dikarenakan rasa takut terhadap norma atau tatan hukum yang berlaku di negara itu. Peristiwa tersebut mungkin saja sangat memilukan bagi setiap kita yang masih memiliki akal sehat dan hati nurani.

Baca juga :  Memupuk Iman Melalui Relasi Dengan Tuhan

Norma atau aturan menjadi salah satu nilai yang sangat penting dalam hidup manusia. Norma-norma tersebut sangat membantu masyarakat dalam membentuk perilaku dan menilai yang benar dan salahnya sebuah tindakan. Aturan diciptakan agar orang dapat dengan mudah menata perilaku mereka. Namun, keradikalan seseorang terhadap sebuah aturan yang ditetapkan, terkadang membuat orang tersebut menjadi kaku. Orang lebih suka memperhatikan dan memandang aturan sebagai sesuatu yang paling utama. Pemusatan diri yang terlalu berlebihan inilah yang membuat kita lebih mencintai aturan atau norma daripada sesama kita. Kita bisa belajar dari singkat di atas dan kisah yang kita dengar dalam bacaan Injil hari ini.

Baca Juga:

Mengasihi: Kunci Kesetiaan

Ahli-ahli taurat, petugas polisi dan mungkin kita semua yang sementara membaca renungan ini pasti pernah melakukan hal yang sama. Kita lebih takut pada hukum daripada harus membantu sesama. Kecintaan pada aturan telah mematikan rasa belas kasihan dan kepedulian kita kepada mereka yang berkesusahan. Perlu kita ingat bahwa hukum diciptakan untuk manusia dan malah sebaliknya. Tentu, sebagai orang yang berkewarganegaraan dan pribadi yang beriman, kita mesti mentaati hukum atau aturan yang ada, baik itu dalam negara atau ajaran-ajaran agama.

Baca juga :  Kelompok 12 Rasul: Saksi Mata Karya Keselamatan Yesus

Lalu, apa yang bisa kita petik dari bacaan Injil hari ini? Kita diharapkan menjadi pribadi yang menghargai keberadaan hukum agar dapat membantu kita lebih mengerti bahwa manusia itu lebih penting untuk dihargai keberadaannya. Semoga kita dapat menjadi pribadi yang tetap berpegang teguh pada aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat dan tetap berpegang pada hukum cinta kasih yang diajarkan Tuhan kepada kita. Tuhan memberkati.

Baca Juga:

Ngomong Doang