Dua Peser di Antara Kesombongan
Bacaan pertama: Dan. 1:1-6.8-20
Bacaan Injil: Lukas 21:1-4
Lukas 21:1-4 membawa kita ke dalam adegan yang penuh makna di Bait Allah. Tempat di mana kesejahteraan dan kekayaan disajikan sebagai pameran kebajikan. Namun, perhatian Yesus tidak tertuju pada kemegahan harta, melainkan pada detik-detik seorang janda miskin melempar dua peser ke dalam peti persembahan.
Kita dapat menciptakan dialog tajam antara Yesus dan saya, kamu, dan dia (pengamat 1,2, dab 3).
Yesus: Lihatlah, saudara-saudara, orang-orang kaya itu menganggap harta mereka sebagai lambang kesalehan. Namun, di antara gemerlap persembahan mereka, terdapat seorang janda miskin dengan dua peser. Dua peser yang lebih berharga daripada kekayaan mereka yang melimpah.
Saya: Tapi Guru, itu hanya dua peser. Bagaimana mungkin nilainya melebihi persembahan mereka?
Yesus: (dengan senyum pahit) Kalian melihat dengan mata, tetapi tidak dengan hati. Mereka memberi dari kelimpahan, tetapi sang janda memberi dari kekurangannya. Peser-peser itu bukan sekadar koin, tetapi titik tulus hatinya.
Kamu: (mengernyitkan dahi) Apakah ini bukan hanya kisah tentang kekurangan, Guru?
Yesus: (dengan penuh kebijaksanaan) Ini kisah tentang nilai sejati persembahan. Bukan seberapa banyak, melainkan seberapa tulus kita memberikan. Sang janda memberi seluruh nafkahnya, sementara yang lain hanya memberi sebagian dari kelimpahan mereka.
Dia: (berbisik) Jadi, peser itu lebih bernilai daripada harta mereka yang mewah?
Yesus: (mengangguk) Peser sang janda mengandung kekayaan jiwa yang tak terhingga. Di dalam keterbatasan, ia menemukan kemurahan hati. Di tengah kelimpahan, mereka yang memberi hanya menunjukkan kemewahan material.
Dialog ini menggambarkan kontrast antara kekayaan materi dan kekayaan batin. Dalam sorot mata Sang Guru, kehormatan tak terletak pada jumlah persembahan, melainkan pada ketulusan hati yang terpancar melalui dua peser sang janda miskin.
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.