Dua Jenis Bahaya dalam Penantian | Renungan Harian

Picture by paragram.com

Sabtu Pekan Biasa XXXIV

Bacaan Pertama: Dan. 7: 15-27

Bacaan Injil: Luk. 21: 34-36

PenaClaret.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih, tak terasa kita sudah berada di penghujung tahun liturgi. Besok, kita akan memasuki masa Adven, masa untuk menantikan kedatangan Yesus, Juruselamat kita. Bacaan Injil yang disuguhkan kepada kita hari ini menceritakan tentang kedatangan Tuhan pada akhir zaman. Tema akhir zaman ini sebetulnya merupakan tema yang sangat menarik untuk dibahas. Tidak sedikit orang yang kemudian mengaitkan tema akhir zaman ini dengan fenomena-fenomena yang mengancam kehidupan manusia di dunia ini. Sebagai contoh, misalnya, tema ini dikaitkan dengan Pandemi Covid-19 yang sedang kita alami saat ini. Lantas, seperti apakah akhir zaman itu? Sabda Yesus dalam Injil Matius 13:32 kiranya menjawab pertanyaan di atas, bahwa akhir zaman akan datang secara tiba-tiba, tanpa seorangpun yang mengetahuinya (Bdk. Mark 13:32). Oleh karena tidak ada seorangpun yang tahu, maka konsekuensi logisnya adalah kita harus senantiasa waspada dalam mempersiapkan diri akan hari terakhir itu.

Baca juga :  Orang “Gemuk” Susah Masuk Kerajaan Allah

Dalam Bacaan Injil hari ini, Yesus menampilkan dua bahaya besar yang membuat kita sarat dan tenggelam dalam jurang keterlenaan. Bahaya pertama adalah mabuk-mabukan. Secara literer mabuk-mabukan merujuk pada artian seseorang yang bergantung pada hal-hal yang mengandung alkohol demi kepuasan dan kenikmatan hidupnya yang bersifat sementara. Selain mabuk, tentu saja terdapat cara-cara lain dari manusia guna mencapai kepuasan dan kenikmatan sesaat yang diinginkannya.

Baca juga :  Semoga Kau Cepat Mati

Bahaya kedua adalah adalah kecemasan (anxiety). Tidak seorang pun ingin mengalami bentuk gangguan interior ini. Salah satu akibat dari kecemasan adalah stress, yang bisa saja terjadi di tempat kerja, di kampus, di lingkungan, di rumah, dan di tempat lain tempat kita hidup, oleh karena hal-hal yang menurut kita mengganggu pikiran dan diri kita. Menurut Yesus, menyerah pada berbagai kecemasan adalah salah satu hal yang mengganjal kita sehingga kita tidak tahan atau putus asa dalam menantikan hari kedatangan Tuhan.

Sahabat Pena Claret yang terkasih, dalam embolisme (doa imam dalam misa setelah doa Bapa Kami), “Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan sehingga kami dapat hidup dengan tenteram, sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus” kiranya dapat menjadikan obat spiritual untuk segala kecemasan dan kesusahan yang sering kita alami setiap hari. Dengan demikian, kedamaian hati serta keyakinan yang menggembirakan dapat kita alami dalam menantikan kedatangan Tuhan.