Doa adalah Senjata

Oleh Sr. Nita Kapitan, RMI

Untuk mengikuti Yesus kita harus belajar dari anak-anak yang sangat polos dan tulus. Mereka banyak bertanya tetapi bukan untuk mencobai, melainkan karena mereka sungguh tidak tahu. Marilah mencermati renungan hari ini dengan judul Polos di Hadapan Allah. Semoga gambar anak kecil ini membantu kita untuk memahami renungan hari ini.
Polos di Hadapan Allah. Picture by www.istockphoto.com

ClaretPath.com – Doa adalah Senjata

Renungan Hari Minggu Paskah Pekan VII

Bac I               : Kis 1:15-17.20a.20c-26.

Bac II             : 1 Yoh 4:11-16

Injil                : Yoh 17: 11b-19

Sahabat ClaretPath yang terkasih. Pada Agustus 2018 ketika saya mengadakan sebuah perjalanan menuju tempat eksposure, saya berjumpa dengan seorang ibu yang baru saja tiba dari Makau. Beliau mengetahui bahwa saya adalah seorang calon biarawati. Ia ingin tahu bagaimana kehidupan dalam biara. Singkat cerita, saya mengatakan bahwa yang menjadi khas hidup kami adalah kehidupan doa.  Setiap hari kami selalu mengawali dan mengakhiri hidup kami dengan doa. Menariknya, ia mengatakan bahwa Doa adalah senjatayang membantu menegarkan dan menyelamatkan jiwa. Seusai sharing kami, ada sebuah perjanjian untuk saling mendoakan agar semakin sehat dan senantiasa terberkati Tuhan. Frasa doa adalah senjata mau menggambarkan bahwa doa merupakan aksi yang esensial bukan sekadar kata kerja. Doa merupakan sebuah bentuk ungkapan syukur dan kewajiban bagi setiap insan yang percaya kepada Tuhan. Dalam doa ia berbicara dari hati ke hati dengan Tuhan.

Baca juga :  Allah yang Tidak Konsisten

Doa Yesus

Sahabat-sahabat ClaretPath, bacaan Injil hari ini menampilkan kepada kita sebuah contoh Yesus yang mendoakan para rasul-Nya.  Ketika mengadakan perjamuan malam terakhir Yesus menengadah ke langit dan berseru, “Ya Bapa, yang Kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berika kepadaku, supaya menjadi satu sama seperti kita” (Yoh, 17:11b). Yesus mempersembahkan rasul-rasul-Nya kepada Allah seraya memohon agar mereka senantiasa bersatu dalam pelayanan, kuduskan dalam kebenaran dan jauh dari hal-hal temporal. Karena itu, pertanyaan bagi kita adalah apakah kita bersyukur dengan dukungan orang lain yang mereka berikan dalam rupa doa?

Baca juga :  Kasih Persaudaraan adalah Buah dari Iman

Renungan Doa adalah Senjata

Sahabat ClaretPath yang terkasih, dewasa ini kita berhadapan dengan banyak hal dan terkadang hal-hal duniawi menguasai kita. Orang bertanya kepada kita, kamu mau hadiah apa? Yang sering kita inginkan adalah uang, handphone keluaran terbaru, atau hadiah-hadiah mewah dan yang kita sukai lainnya. Jarang sekali yang kita minta berupa doa. Permintaan agar orang mendoakan dan semakin dekat dengan Tuhan.

Kita seharusnya bahagia dan bersyukur ketika ada orang yang membantu dan mendukung kita melalui doa.  Doa itu dapat diibaratkan seperti makanan yang selalu memberikan tenaga (kekuatan rohani) dalam menapaki setiap lika-liku hidup kita. Ketika kita didoakan atau mendoakan orang lain kita melakukan aksi penyelamatan dari hal-hal jahat. Doa sangat dibutuhkan oleh orang-orang yang menyadari dirinya lemah, dan ia membutuhkan kekuatan dari Tuhan. Doa-doa kita sangat berguna bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain.

Baca juga :  Mencari Tuhan Yang Hilang

Marilah kita mengikuti teladan Yesus yang senantiasa bersyukur dan berdoa kepada Bapa-Nya sehingga kita pun mampu untuk saling mendoakan satu sama yang lain. Doa menjadikan kekuatan yang menyatukan kita sebagaimana Yesus dan Bapa adalah satu. Tuhan memberkati.