Dari Penjara ke Padang Rumput

Penaclaret.com – Hidup Pater Claret adalah sebuah misi kerasulan. Bermisi adalah kesukaannya. Namun, segala sesuatu yang ia suka berkaitan dengan misi selalu berada di bawah kontrol ketaatannya kepada uskup. Salah satu kisah yang menunjukkan ketaatannya kepada uskup adalah ketika ia diutus untuk melakukan misi umat di kepulauan Canarias. Saat itu Pater Claret sedang dihadapkan dengan kelompok orang yang tidak menyukainya di Catalunya. Sikap orang-orang ini disinyalir oleh Pater Claret akan berujung pada penangkapan dirinya dan menghentikannya untuk berkotbah. Berada di antara orang-orang itu, Pater Claret merasa seperti di penjara.

Namun, dia tidak mengambil keputusan sepihak untuk meninggalkan tempat itu. Pater Claret tetap melakukan kegiatan berkotbah, hingga ketika berada di kota Manresa dan berkotbah kepada Suster-suster Kasih di rumah sakit setempat, dia diusulkan oleh Suster Pemimpin untuk berkotbah di kepulauan Canarias. Namun, Pater Claret menjawab: “saya hanya suka pergi ke mana pun Bapa Uskup mengutus saya”. Ungkapan ini menunjukkan sikap ketaatan yang dilakukan Pater Claret.

Baca juga :  Misinonaris Pesulap: Magis atau Latihan?

Melakukan misi umat sudah menjadi bagian dari kisah hidup Pater Claret. Ketika akhirnya diutus ke Kepulauan Canarias, Pater Claret sangat bersyukur karena dia merasa bahwa Allah selalu menyertainya dan selalu memeliharanya dari orang-orang yang punya rencana jahat terhadapnya. Pater Claret berangkat ke Canarias pada tahun 1848 dan melakukan misi di sana selama satu tahun lebih tiga bulan. Canarias menjadi tempat bagi Pater Claret menobatkan banyak orang, bahkan dalam satu kesempatan ia mengatakan bahwa hal yang paling sulit adalah mendengarkan semua orang dalam pengakuan.

 Namun, sebagai seorang misionaris yang punya semangat merasul dan pelayanan yang tinggi, Pater Claret selalu punya cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan seperti itu. Dia menyuruh mereka (orang-orang yang hendak melakukan pengakuan) untuk membentuk kelompok-kelompok yang terdiri atas delapan orang, 4 pria dan 4 wanita. Lalu menyuruh mereka membuat tanda salib dan mendoakan bersamanya “saya mengaku” dan semua doa sebelum mengaku. Cara ini membantunya dalam menghemat waktu.

Baca juga :  Jangan Gegabah, Nikmati Saja!

Karena keseriusan dan kecintaannya kepada semua orang di Canarias, Pater Claret sangat dicintai di sana. Ketika dia pergi dari satu tempat setelah menyelesaikan misi umat di situ, orang-orang akan mengatarnya, bahkan melepasnya dengan tangisan selamat jalan. Kemudian orang-orang dari tempat ke mana dia akan pergi, datang menyambutnya dengan gembira. Kepulauan Canarias sendiri terdiri dari beberapa pulau, yakni TenerifeGran Canaria, Lanzarote, La Palma, La Gomera, El Hierro, Fuerteventura. Beberapa pulau dari Kepulauan Canarias ini menjadi tempat bagi Pater Claret melakukan misi umat. Salah satu yang diceritakan Pater Claret adalah berkaitan dengan perjalanan misinya ke salah satu pulau yang bernama Lanzarote.

Semua orang di kepualaun Canarias itu, dalam waktu belum sampai satu tahun, sudah mengenal Pater Claret dan caranya bermisi. Hal ini membuat Pater Claret hampir mengalami penolakan ketika sampai di Lanzarote. Cara bermisi Pater Claret yang diketahui orang-orang di situ adalah dengan berjalan kaki, tetapi saat pergi ke tempat itu Pater Claret terpaksa menunggangi unta karena bersolider dengan teman kerasulannya, Pater Salvador yang punya badan sangat gemuk, sehingga sulit untuk melakukan perjalan jauh.

Baca juga :  Misi Setelah Kembali dari Novisiat Jesuit

Dalam autobiografinya Pater Claret mengatakan bahwa dia bekerja setiap hari, bahkan dia tidak punya nafsu makan sama sekali. Namun, dia bisa melakukan semuanya dan menobatkan banyak orang karena bantuan Allah. Oleh karena itu, sebagai ungkapan syukurnya kepada Allah, dalam doanya Pater Claret mengatakan bahwa dengan mengutusnya ke Kepulauan Canarias, Allah membebaskannya dari penjara dan membawanya  untuk menuntun orang-orang Canarias ke “padang rumput”.