Pena Claret.com – Di sela waktu yang sempat ramah, pernah pagi digaris bawahi dengan barisan aksara yang menguar meliuk bak selendang tujuh bidadari. Sengaja yang ungu kukebatkan ke ujung hingga sampai kapanpun tak ada yang bisa mengungkap misterinya.
Bahkan jemaripun nan lentik tak sempat menyematkan sebatang rumput ilalang sebagai bait puisi yang takkan berkesudahan.
Usahlah menampar angin ke selatan, agar lalunya membawa siar dan mengalihkan siurnya ke utara. Jika saja aku mampu. Kan kubawa ke hadap-Mu. Biar rona cinta-Mu masih tetap bisa menjamuku bila pagi membentang hari.
Andai saja. Bila awan tak mengharap dan terlalu merindu hujan. Mungkin awan takkan membuktikan rasanya yang membuat rela hancur. Layaknya aku yang rela tersesat hingga bisa menuju jalan pada hati-Mu yang menjadi akhir dan segalanya bagiku.
Biarkan aku menjamu dan beria dalam indahnya jalan panggilan ini. Agar dunia tahu cinta-Mu melampaui segala rasa dan asa yang kutitih dalam seluruh waktu yang ada.
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.