Bersih tangan tidak mungkin mengungkapkan isi hati

Faustino da Cruz

sumber gambar: claretpath.com

Hari Selasa Pekan Biasa Ke-XXVIII, 17 Oktober 2023

Bacaan I          : Rm. 1:16-25

Bacaan Injil     : Luk. 11:37-4

Peringatan Wajib St. Ignasius dr Antiokhia

claretpath.com Dalam bacaan injil pada hari ini Yesus mau menggambarkan kepada kita bahwa salah satu ciri khas manusia yang sering terjadi dalam diri manusia adalah cenderung pada hal-hal duniawi. Dalam Injil, orang Farisi terkejut bahwa Yesus tidak cuci tangan terlebih dahulu sebelum makan, dan jelas orang Farisi itu menunjukkan ketidaksetujuannya, dan Yesus memperhatikannya. Mungkin dalam pandangan orang-orang Farisi terhadap perbuatan Yesus pada waktu itu sebagai satu pelanggaran besar terhadapa aturan, karena Yesus  melanggar aturan kesehatan, tetapi Yesus tidak peduli dengan itu karena tujuan utama Yesus dalam dunia bukan hanya untuk memperhatikan eksternal saja melainkan lebih daripada itu untuk memperhatikan internal yang menjadi pusat hidup. Tentun kebersihan juga sangat dibutuhkan kita supaya hidup dalam kedaan yang bersih, rapih dan teratur. Namun, kedaan bersih belum tentu mengungkapkan hati yang bersih. 

Baca juga :  Bercakap-cakap tentang Yesus

Proses untuk membersihkan bagian luar(eksternal) tentu tidak terlalu rumit dan sulit, bisa dilakukan oleh semua orang dan prosesnya cepat. Namun untuk kebersihan bagian dalam(internal) sangat sulit dan membutuhkan waktu yang begitu lama. Dalam proses kebersihan internal juga membutuhkan kesabaran dan ketekunan dari setiap kita. Dan Yesus juga memberi tahu kita ini: “berikanlah isinya sebagai sedekah, dan semuanya akan menjadi bersih bagimu.”Yesus menyoroti tindakan sedekah, yang bila dilakukan karena kasih, memiliki kekuatan untuk memurnikan hati kita. Seperti yang kita dengar pada bacaan pertama, yang penting adalah iman yang membuat kekuatannya terasa melalui kasih. Biarlah sedekah kita dilakukan karena kasih kepada Tuhan dan sesama, dan hati kita juga akan dibersihkan.

Baca juga :  Kesadaran Diri untuk Mencintai

Membersihkan diri secara rutin pada bagian dalam adalah yang jauh lebih penting karena kemurnian atau kebersihan kita di bagian dalam bisa mengungkapan sesuatu yang baik dalam tingka laku kita setiap hari. Apa yang tidak kelihatan justru memerlukan perawatan yang lebih baik.Jika dalamnya baik, maka tampilan luar akan mengikuti. Tetapi yang sering terjadi, orang hanya mementingkan tampilan luar supaya dilihat orang. Dari sini mulai banyak drama yang terjadi, yakni drama berpura-pura dan drama kemunfikan. Jika kedua drama ini ada dalam diri kita maka hati kita sedang dirampas oleh kejahatan dan kita menjadi hamba bagi kelemahan daging kita. Maka, supaya hati kita jangan dinodai oleh kejahatan luar, maka Tuhan Yesus mengajak kita untuk setia mengisi bagian dalam yakni hati dan jiwa kita dengan kabaikan dan kekudusan. Dengan demikian, kita bisa dengan lebih bebas menampilkan kebaikan pada perilaku kita.

Baca juga :  Kerendahan Hati: Kunci Kuasa Ilahi

Semoga kita mampu terus menerus belajar untuk menjadi orang baik, mulai dari dalam diri dan seluruh perilaku kita. Perbuatan baik yang sedang kita lakukan pada saat ini menjadi satu proses untuk menata hati dan meluruskan Kompas hidup kita. Supaya dalam realitas hidup,  hati kita menjadi tempat yang subur dan murni bagi perjumpaan kita dengan  Allah. Allah merasa nyaman dan aman dalam diri kita jika hati kita murni dan kudus. Dengan demikian  kehadiran kita di dalam keluarga, komunitas dan masyarakat menjadi hadia bagi orang lain.