ClaretPath.com-Berdebat untuk Memperbaharui Hidup.
Bacaan Pertama Kej 17:3-9
Bacaan Injil Yohanes 8:51-59
Abraham dan campur tangan Allah
Di dalam kitab Kejiadian yang kita dengarkan pada bacaan pertama hari ini, Allah memberi nama baru bagi Abraham. Dulunya ia berama Abram kini berubah menjadi Abraham. Menariknya, dikisahkan bahwa Abraham hanya ikut dengan kemauan Allah. Ia tidak protes sedkitpun.
Pemandangan yang sangat berbeda justru di dalam Bacaan Injil. Yesus teribat dialog yang sangat kompleks dengan orang-orang Yahudi, yang tentu saja bukan orang Yahudi biasa. Mereka adalah kaum yang terdidik: pemuka agama, para imam, alih kitab, dan orang farisi. Berbeda dengan Abraham, Bapa leluhurnya, orang-orang Yahudi yang berkonflik dengan Yesus menolak-Nya. Mereka menolak Mesias yang hanya seperti Yesus. Lantaran latar belakang-Nya. Ia dari Galilea – di dalam tradisi Yahudi, tidak pernah ada nabi yang dating dari sana. Lagi pula ia anak tukang kayu dan orang-orang Yahudi tahu hal itu.
Lantaran adakah suatu hal yang kita pelajari dari sana. Yah, tentu saja. Ambraham yang diganti namanaya oleh Allah dan tanpa protes melambangkan keterbukan dan pembaharuan. Ambraham terbuka terhadap campur tangan Allah. Dan karena itu, ia mendapat pembaharuan hidup: dari seorang pengembara menjadi Bapa bangsa. Sementara orang-orang Yahudi yang menolak Yesus merupakan bukti hati yang tertutup. Yang tida mau menerima pemikiran baru dan ide-ide segar. Padahal itu semua sangat berguna untuk merefleksikan hidup, mengkoreksi dan mengevaluasi hidup. Dan tentunya memperbaharui hidup.
Berdebat untuk Memperbaharui Hidup
Maka, ketika kita berdebat sebenarnya kita sedang memperbaharui hidup kita. Namun, sayangnya banyak orang yang belum sampai ke situ. Di dalam debat orang tidak melihat teman debat sebagai patner bicara, tetapi lebih sebagai lawam bicara. Ohh iya, sekarang banyak orang pengen di dengarkan. Baru-baru ini ada pekerjaan untuk menjadi pedengar. Hanya menjadi pendengar. Dan gajinya tujuh puluh lima dollar AS per menit. Apa artinya untuk kita? Kalau ada orang yang mau berdebat dengan kita; bersyukurlah. Karena kita tidak perlu membayar tujuh puluh lima dollar AS per menit untuk didengarkan.
Mahasiswa Filsafat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengagum absurditas Albert Camus