Benua Baru | Opini

Picture by. Ponsy Lg

Penaclaret.com – Martin Heidegger, mendefinisikan manusia sebagai “in-der-welt-sein” – suatu “ada-dalam-dunia”. Definisi Heidegger ini, meletakan manusia pada sebuah realitas bernama dunia. Di sini, eksistensi manusia tidak bisa lepas dari dunia – sebuah panggung fisikal, tempat manusia berpijak.

Berhadapan dengan kemajuan dunia modern, defenisi Heidegger itu perlu dilihat kembali. Dalam aksi manusia modern, dunia tak melulu soal panggung fisikal. Dunia, juga bisa merujuk pada ruang digital, yakni: sebuah tempat baru, pada mana manusia modern menyatakan eksistensi.

Baca juga :  Cinta Sejati Tidak Pernah Mati

Oleh kemajuan teknologi, ruang digital pada gilirannya membawa manusia pada sebuah “benua baru”. Dalam benua baru itu, manusia telah menemukan semacam sebuah new mode of being – “suatu cara berada baru”. Melalui rupa macam aktivitas dalam benua baru itu, manusia bereksistensi, manusia menyatakan diri – dalam dan melalui “gawai” (Inggris: gadget).

Dalam benua baru itu, keberadaan manusia ditentukan oleh rupa macam aktivitas, seperti: posting dan chatting. Melalui dua hal tersebut, manusia unjuk eksistensi. Di sini, eksistensi diri diwujudkan sebagai, lain rupa dari diktum Rene Descartes: “saya posting maka saya ada” atau “saya chatting maka saya ada”. Posting dan chatting menjadi dua hal eksistensial.

Baca juga :  Cinta Diri di Tengah Pandemi Sebagai Bentuk Egoisme Etis

Sebagai akibat dari eksistensi baru dalam benua baru itu, paham tentang manusia pun seolah sudah sedikit beralih. Manusia tidak sebatas sebagai “in-der-welt-sein” atau “ada-dalam-dunia” saja, tetapi lebih lagi, sebagai “in-der-www-sein” – yakni: sebuah “ada-dalam-www”.

Manusia sebagai ada dalam “www” atau lengkapnya www.com, inilah yang kita jumpai di depan mata. Manusia menemukan diri atau bereksistensi tidak hanya dalam dunia fisikal tetapi juga dalam dunia digital; dalam dunia “www.com”. Dan, hari ini “www.com” telah menjadi “benua baru” tempat manusia merealisasikan diri sebagai: “in-der-www-sein”.