penaclaret.com Allah peduli dengan manusia dan Ia selalu mendekati manusia secara pribadi. Allah juga selalu menyatakan diri-Nya melalui setiap pengalaman di dalam situasi hidup manusia itu sendiri. Karenanya, Allah tidak pernah meninggalkan seseorang sendirian dalam menjalani hidupnya. Dan orang yang menyadari kehadiran Allah memperoleh semangat, kekuatan, pemahaman baru dan kehidupan baru. Allah yang demikian selalu dikisahkan dalam setiap Injil dan para Rasul..
Kisah dalam Injil Yohanes hari ini (Yoh. 5:1-16) menceritakan Yesus menyembuhkan seorang yang telah 38 tahun menderita sakit. Orang yang sakit ini tidak memiliki seorang pun yang bisa membantu dia memperoleh kesembuhan. Satu-satunya harapan yang ia miliki adalah tenggelamkan diri dalam kolam. Berdasarkan keyakinannya bahwa dengan ada di dalam kolam itu, ia akan memperoleh kesembuhan.
Dalam keadaan tiada harapan dan di antara sekian banyak orang yang ada di sekitarnya, Yesus secara diam-diam datang menjumpai orang sakit tersebut dan berbicara dari hati ke hati. Sikap dan relasi ini membuat orang tersebut terbuka hati kepada Yesus. Dan karenanya Ia diizinkan memperoleh apa yang ia inginkan yaitu bebas dari penyakitnya. Dalam kisah dan proses penyembuhan ini, ada empat tindakan atau perkataan Yesus yang sangat menarik perhatian yaitu Yesus melihat orang yang menderita, Yesus bertanya kepadanya lalu Yesus memerintahkan dan akhirnya Yesus menasihati orang tersebut.
Yesus melihat lalu mendekati merupakan ungkapan kebenaran bahwa Yesus memperhatikan dan peduli dengan orang-orang yang sakit. Orang yang mengalami kesusahan dalam hidup, orang yang membutuhkan pertolongan, orang yang diabaikan dalam kehidupan bersama dan orang yang mengalami kesepian di tengah kebersamaan dalam komunitas dan lingkungan masyarakat. Dengan demikian hendak ditegaskan bahwa Allah peduli dan selalu memperhatikan orang yang lemah.
Kemudian Yesus bertanya kepada orang sakit, “Maukah engkau sembuh? (Yoh. 5:6)”. Pertanyaan ini mengindikasikan bahwa Yesus secara inisiatif datang dan berkomunikasi secara pribadi dengan orang yang sakit tersebut. Fakta ini juga menjelaskan bahwa Yesus sangat dekat dengan orang sakit tersebut dan selalu menemani mereka yang lemah dalam kehidupan sosial.
Dalam relasi demikian, Yesus selalu bertanya atau berdialog dengan orang mengenai situasi dan kebutuhannya. Dalam dialog melalui pertanyaan yang diberikan, Yesus ingin mendapat jawaban tulus dan jujur secara pribadi dari orang tersebut. Karena jawaban itu menandakan bahwa orang mengenal dirinya, mengenal situasi dan mengenal kebutuhannya. Hal ini karena ketika jawaban jujur itu ada berarti orang tersebut telah membuka diri kepada Tuhan dan membiarkan Tuhan berkarya dalam hidupnya.
Setelah orang sakit itu memberi jawaban yang jujur, Yesus memberikan perintah “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah (Yoh. 5:8)” dan dengan mengikuti perintah tersebut, orang yang sakit memperoleh keberanian, kekuatan dan semangat untuk menjalankan perintah Yesus pada hari Sabat. Dengan menjalankan perintah itu, ia juga memperoleh kesembuhan.
Dengan dialog, perintah dan kesembuhan, orang yang sakit akhirnya mengetahui bahwa dalam kolam dan air tidak memberikan kesembuhan dan kehidupan. Kolam dan airnya yang dirindukan selama ini tidak menyembuhkan dirinya. Dirinya sembuh dan memperoleh kehidupan dari Yesus. Artinya tidak ada kesembuhan dan tidak ada kehidupan dalam kolam dan air itu. Kesembuhan dan kehidupan hanya dalam Yesus. Selanjutnya, Yesus tidak meninggalkan dia begitu saja, Yesus datang menjumpai dia dan menasihati agar tidak berbuat dosa lagi.
Proses Yesus mendekati orang yang sakit dan menyembuhkannya menjadi bukti bagi orang beriman bahwa Allah selalu ada di samping setiap pribadi yang menderita. Allah selalu menemani setiap pribadi dalam seluruh ziarah hidupnya di dunia ini. Dan karena kasih-Nya yang tanpa batas, Allah tidak rela melihat umat-Nya menderita dalam kesendirian.
Dengan kisah ini juga, bagi orang yang beriman kepada Yesus menyadari dua kebenaran ini yaitu pertama Allah selalu tergerak hati untuk datang dan berada di samping masing-masing pribadi sesuai dengan situasi hidup manusia. Kedua, Meskipun Allah telah ada di samping setiap pribadi, orang tetap tidak akan mengenal dan mengalami Allah jika hatinya masih terarah pada hal lain dan mengharapkan kesembuhan dari hal-hal yang disembah selain Allah.
Dengan demikian, kisah ini membantu setiap pribadi yang beriman untuk lebih mengenal diri dan situasi hidup dengan lebih baik lalu membuka hati dan mengarahkan kepada Tuhan agar bisa mendengar dan memahami perintah Yesus dengan baik. Dan akhirnya berani menjalankan dengan penuh tanggung jawab meskipun karenanya harus menghadapi kesulitan dalam lingkungan hidup masyarakat.
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.