Tak Kenal, Maka Tak Bergabung

Kunjungan SMAN 11 Kupang ke PNC Kupang

Kenal Claretian SMAN 11 Kupang

ClaretPath.comPNC, Kupang. Senin, 11 Maret 2024 komunitas Pra Novisiat Claret (PNC) Kupang, mendapatkan kunjungan dari siswa-siswi Katolik Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 11 Kupang. Mereka datang dan melihat (bdk. Yoh 1:37-39) untuk mengenal. Harapannya setelah tinggal bersama beberapa jam dan saling kenal, mereka mau bergabung bersama Claretian.

Jika di dalam Injil Yohanes (lih. Yoh 1:37-39) hanya ada dua murid yang mendatangi Yesus, SMAN 11 Kupang lebih dari itu. Mereka berjumlah 35 orang, terdiri dari 11 siswa dan 24 siswi. Mereka berjalan di bawah bimbingan dua ibu guru mereka yang sangat bersemangat dan ramah.

Kunjungan ini bukan untuk rekreasi semata. Beragam aktivitas mewarnai saat-saat ada bersama di PNC. Setiap rangkaian kegiatan selalu memberi makna tertentu bagi para siswa.

Mengawali seluruh agenda kunjungan, para siswa mengikuti katekese di Kapel PNC. Fr. Albinus Boleng Lonek, CMF (Frater Ebith) dan Fr. Antonius Laja Wea, CMF (Frater Toni) menjadi pendamping dalam katekese tersebut. Kedua Frater Claretian tersebut sungguh membakar semangat para siswa dengan kobaran api cinta kasih ilahi warisan Santo Antonius Maria Claret.

Seusai katekese, para siswa bersantai ria dalam snack bersama pagi itu. Setelah itu, mereka mengadakan touring untuk mengenal lingkungan komunitas PNC dan sekitarnya. Setelah beberapa tempat di PNC mereka jajaki, selanjutnya mereka mengeksplorasi wilayah sekitarnya.

Baca juga :  Misinonaris Pesulap: Magis atau Latihan?

Sambil berbincang hangat, mereka menapaki lorong PNC dan menyeberangi Jalan Claret menuju Komunitas Skolastikat Hati Maria  (SHM) dan Komunitas Claret House (CH). Di kedua tempat ini, mereka mengenal Kongregasi Claretian lebih dalam lagi.

Kenal Claretian di Gua Hati Maria Inkulturasi

Setelah berkeliling sambil mendalami identitas Claretian di SHM dan CH, para siswa menyusuri jalan yang sama kembali ke PNC. Namun, kali ini mereka tidak lagi kembali berada di Kapel PNC. Mereka mengunjungi salah satu situs ikonik Claretian, yaitu Gua Hati Maria Inkulturasi PNC.

Di tempat suci ini, mereka merayakan Ekaristi bersama para Claretian di PNC, terdiri dari Aspiran, Postulan dan Para Profes CMF. Pater Gabo, imam Claretian bernama lengkap P. Gabriel Y. N. Bahan CMF, memimpin perayaan Ekaristi tersebut dengan sangat bersemangat sehingga sungguh membakar gelora hati semua yang hadir siang itu.

Seusai jiwa memperoleh asupan gizi rohani dari Ekaristi, tubuh jasmani pun perlu mendapatkan nutrisinya. Demikian kata orang, “Apapun kegiatanya, jangan lupa kampung tengah!” Oleh karena itu, setelah ber-Ekaristi bersama, para siswa makan siang bersama para Claretian Komunitas PNC di halaman depan Gua Hati Maria Inkulturasi PNC.

Selama makan siang, narasi hidup turut mewarnai setiap hentakan geraham mengunyah hidangan lezat siang itu. Ada kisah tawa, tetapi ada juga kisah keluh. Namun, apapun jenis dan rasa narasinya, makan siang hari itu tetaplah makan siang terbaik. Alasannya jelas, makan bersama membuat semuanya menjadi nikmat dan lezat adanya.

Baca juga :  Claret Misionaris Plagiat

Kisah hidup tidak cukup terurai selama waktu makan siang. Masih sangat banyak kisah yang butuh telingat untuk mendengar. Oleh karena itu, para siswa melakukan sharing bersama para Aspiran dan Postulan kurang lebih selama satu jam.

Memang benar kata ST12, Group Band tahun 2000-an, “Satu jam saja kutelah bisa cintai kamu…”. Harapannya, satu jam siang itu bisa menjadi awal cinta akan panggilan hidup membiara tumbuh dalam hati para siswa SMAN 11 Kupang.

Semakin Kenal Ketika Bermain Bersama

Jarum jam menunjukkan Pukul 14.50 WITA. Itulah saatnya untuk bermain. Namun, tentu saja permainan kaum remaja berbeda dengan permainan seorang bocah. Menjelang sore itu, Frater Ebith mengarahkan para siswa menuju Aula Claret, salah tempat terbaik untuk mengadakan games bersama di Kota Kupang.

Frater Ebith tidak sendirian menganimasi games sore itu. Ia berkolaborasi bersama tim animasi hari itu, terdiri dari Postulan Petrus Tasoy Yunior Guteres (Frater Peter), Aspiran Yohanes Baptista Righi (Frater Yopi), dan Aspiran Antonius Veto Nago (Frater Pedro).

Baca juga :  Kekayaan menghambat Claret untuk mengikuti Kristus!

Berbagai games bertujuan memberi pelajaran-pelajaran sederhana namun penting, yaitu kerja sama, sikap untuk mempercayai, rela berkorban dan jeli dalam memilih apa yang efektif dan tidak efektif dalam mengerjakan sesuatu.

Di penghujung kegiatan, digelar pertandingan persahabatan di antara kesebelasan SMAN 11 Kupang dan PNC Kupang. Lalu seluruh agenda kunjungan berakhir dengan snack sore, pesan-kesan dan sayonara.

Para guru dan siswa-siswi SMAN 11 Kupang mengapresiasi keramahtamahan dan kebersihan lingkungan PNC. Sebaliknya, anggota komunitas PNC pun mengapresiasi keterbukaan hati dan keramahan para guru dan siswa-siswi SMAN 11 Kupang. Lebih dari semuanya itu, semua pihak besyukur karena kunjungan tersebut mampu menghidupkan panggilan masing-masing, terutama panggilan sebagai seorang misionaris Claretian.

Hanya untaian doa yang bisa terurai penuh harapan, sebagaimana kata Tuhan Yesus: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu, mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (lih. Luk10:2).

Semoga kunjungan ini menjadi momen berahmat agar semakin banyak pekerja bekerja di ladang Tuhan. Semoga setelah kenal, Tuhan menggerakkan para pekerja kebun anggur-Nya dari SMAN 11 Kupang untuk bergabung bersama Claretian atau ke jalan panggilan mana saja yang Tuhan kehendaki.


*Isi berita beserta gambar oleh Seksi Dokumentasi dan Publikasi PNC Kupang

Penulis: Seksi Dokumentasi dan Publikasi PNCEditor: Todi Manek, CMF