Perbanyak Amunisi “Tetapi”

Perbanyak Amunisi Tetapi

ClaretPath.comPerbanyak Amunisi “Tetapi”

  • Kamis, 1 Desember 2022
  • Bacaan Injil: Matius 7:21.24-27

Agar mudah menangkap maksud Tuhan Yesus hari ini, mari kita menunjukkan perbedaan yang ada dalam teks untuk melihat dengan jelas perbandingan yang dibuat oleh Tuhan Yesus.

Pertama, perbandingan ayat 24 dan ayat 26

Pada kedua ayat ini kita menemukan perbandingan yang menarik. Tuhan Yesus membandingkan orang yang mendirikan rumah di atas batu dan di atas pasir. Yang membangun rumah berlandaskan batu itu orang bijaksana. Sebaliknya, yang membangun rumah berlandaskan pasir itu orang bodoh.

Secara matematis, kita boleh merumuskan demikian:

  • Orang bijaksana (bangun rumah di atas batu) = mendengar perkataan Tuhan (+) melakukannya.
  • Orang bodoh (bangun rumah di atas pasir) = mendengar perkataan Tuhan (+) tidak melakukannya.

Dengan rumusan matematis seperti ini, persamaan dan perbedaannya kelihatan dengan sangat jelas. Persamaannya adalah keduanya mendengar perkataan Tuhan. Akan tetapi, perbedaannya, yang bijaksana melakukannya, sedangkan yang bodoh tidak melakukannya.

Baca juga :  Kematian Sebagai Transisi Menuju Keabadian

Bila kita ingin menempatkan teks ini lebih luas lagi, kita boleh mengatakan sebagai berikut. Sungguh bodoh orang yang hanya mendengar perkataan Tuhan, tetapi tidak melakukannya. Namun, lebih sial lagi mereka yang hanya mendengar, tetapi tidak melakukannya, lalu berkoar-koar ke mana-mana. Mereka tidak akan masuk Kerajaan Surga (lih. ayat 21).

Kedua, perbandingan ayat 25 dan ayat 27

Mari kita perhatikan teksnya untuk melihat perbedaannya!

  • Ayat 25: “Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu”.
  • Ayat 27: “Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya”.
Baca juga :  Kesadaran Memilih Hal yang Baik

Bencana yang mengenai kedua jenis rumah ini sama: turun hujan, datang banjir, angin melanda. Akan tetapi, akibat yang didapatkan berbeda. Yang satunya tidak rubuh, sedangkan yang lainnya rubuh bahkan hebat kerusakannya.

Perhatikan kedua kata yang ditulis miring: tetapi dan sehingga. Dari kedua kata ini, kita bisa belajar sesuatu.

Ternyata jika kita membangun rumah di atas batu, apapun kekuatan buruk dari luar, kita tetap punya sejuta kekuatan dari dalam untuk mempertahankan diri. Kita selalu punya berlaksa “amunisi tetapi” untuk bisa melawan, sehingga kita tidak mudah rubuh. Dengan demikian, bila kita memaknai bangun rumah di atas batu sebagai tindakan melakukan perkataan Tuhan (lihat penjelasan di atas!), maka sesungguhnya kita sedang membangun kekuatan yang sangat luar biasa dari dalam diri.

Baca juga :  Sepak Bola: Sarana Menuju Kerajaan Allah

Sebaliknya, jika kita membangun rumah di atas pasir, pengaruh buruk dari luar apapun dan betapapun kecilnya, kita tidak akan kuat untuk melawan, sehingga kita pasti rubuh dan hebatlah kerusakan yang kita alami. Jadi, ketika kita hanya mendengar perkataan Tuhan saja, tetapi tidak melakukannya, sebenarnya kita sedang membuat lemah diri kita hari demi hari dan sedang menuju kehancuran.

Semoga kita semakin menjadi orang bijaksana yang senantiasa membangun kekuatan diri dengan senantiasa setia melakukan perkataan Tuhan, bukan malah memperlemah diri karena sama sekali tidak melakukan perkataan Tuhan. Mari kita perbanyak amunisi tetapi agar kita tetap tegar seperti batu yang menjadi dasar rumah orang bijak.


Penulis: Todi Manek, CMFEditor: Admin